Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pedoman Hidup Bangsa Indonesia

Gebrakan Budi Waseso: Kepala BNN yang Ingin Bangun Penjara Khusus Narkoba Dijaga Buaya

Budi Waseso (Buwas) yang pernah menjabat sebagai Kepala BNN era 2015-2018. (ANTARA)

JAKARTA – Narkoba dan obat-obatan terlarang kerap jadi ancaman bagi generasi penerus bangsa. Barang haram itu tersedia di mana-mana. Pengedar bejibun. Pecandunya, apalagi. Pemerintah sendiri tak tinggal diam. Mereka terus memerangi peredaran narkoba, tapi belum maksimal.

Harapan baru muncul kala Jenderal Polisi Budi Waseso (Buwas) jadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Komitmennya memutus mata rantai peredaran narkoba gemilang. Namun, ada juga kontroversinya. Ia beride bangun penjara khusus tahanan narkoba yang dijaga buaya.
Komitmen pemerintah melawan peredaran narkoba – dari sabu hingga ganja—terus menyala. Saban hari aparat penegak hukum terus mengejar mereka yang terafiliasi dengan bandar narkoba. Sekalipun belum optimal.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakuinya. Ia kemudian mencoba memperkuat BNN. Ia mengganti pimpinan BNN dari Anang Iskandar dengan Buwas pada 8 September 2015. Mulanya posisi Buwas dikritik.

Sosok jenderal polisi itu dianggap tak memiliki prestasi mentereng dalam jabatan sebelumnya, Kepala Bareskrim Mabes Polri. Jokowi tak peduli. Jokowi menganggap Buwas dapat menurungkan angka penyalagunaan narkoba di Indonesia. Buwas pun disambut dengan tantangan baru.
Alat-alat kerja BNN tak secanggih Polri. Masalah lainnya, pengembangan BNN tak bisa dilakukan dengan segera. Dana yang terbatas jadi kendalanya. Buwas langsung saja bergerak menjalankan aksinya untuk memutus mata rantai penyebaran narkoba dalam keterbatasan.

Tindakan itu tak mudah. Namun, Buwas terus bekerja keras memberikan bukti. Buwas pun mulai membawa BNN aktif melakukan razia ke klub malam. Ia juga mencoba membentuk tim khusus untuk menangkap bandar narkoba kelas kakap.
Buwas pun mencoba membuka ruang menjaga kerja sama antar lembaga. Tujuannya supaya urusan narkoba bisa dibereskan dari urusan pencegehan hingga penanggulangan.

“Harapan tersebut tentu ada pada Komjen Pol Budi Waseso. Kemampuan manajerial, kepemimpinan yang mumpuni dan kuat. Sadari pemberantasan narkotika harus serius.”

“Perkuat koordinasi dan kerjasama, semoga BNN semakin eksis untuk menuju Indonesia bebas narkoba. BNN punya tugas mulia dalam pencegahan, pemberantasan, penindakan, dan rehabilitasi,” ungkap Kapolri Badrodin Haiti sebagaimana dikutip laman okezone.com, 8 September 2015.

Penjara Dijaga Buaya
Citra penjara tak mampu memberikan pelajaran penting bagi bandar narkoba sudah jadi rahasia umum. Bahkan, beberapa di antaranya dianggap bisa menjalankan bisnis narkoba dari dalam penjara. Kondisi itu karena penjara biasa dianggap tak mampu mengontrol praktek suap.

Buwas pun memahami benar hal itu. Ia yang baru saja menjadi Kepala BNN justru menjadikan Presiden Filipina era 2016-2022, Rodrigo Duterte sebagai panutan dalam perang melawan pengedar narkoba. Ia ingin semangat yang sama terjadi pula dalam perlawanan terhadap peredaran narkoba di Indonesia.

Namun, Buwas tak ingin sekeras Duterte. Ia memiliki ide lain. Ia menganggap bandar narkoba harus dipisahkan dengan tahanan masalah lain. Buwas memiliki ide untuk membangun penjara-penjara khusus narkoba di pulau terpencil macam Kangean dengan pengawasan super ketat.

Ada juga nanti di pulau terpencil di Sulawesi, Papua, hingga Maluku. Penjara-penjara itu nantinya akan dijaga oleh ragam hewan buas macam buaya. Ide itu bukan cuma asal bunyi belaka. Buwas sendiri sudah mengirimkan tim untuk melihat pulau-pulau terpencil yang akan jadi penjara.

Ia merasa melibatkan hewan buas adalah ide cemerlang. Sebab, buaya tak bisa disuap. Apalagi, masalah memutus mata rantai peredaran narkoba sudah jadi fokus penting pemerintah. Pemerintah pun tak perlu khawatir dengan urusan bandar narkoba yang akan menjalankan bisnis haramnya dari dalam penjara. Penjagaannya sudah tentu super ketat.

Ide Buwas pun sudah didengarkan oleh Kemenkumham untuk dikaji. Buwas pun mengaku mengantongi restu dari Jokowi untuk membangun penjara yang dijaga buaya. Segenap wakil rakyat di Senayan menyetujui ide dari Buwas.

Mereka menganggap pembangunan penjara khusus narkoba punya banyak manfaat, ketimbang mudarat. Bila perlu dan memang perlu penangkaran buaya bisa sekalian dibuat di sekitar penjara biar pemerintah tak pusing cari buaya.

Dukungan memang mengalir. Namun, kritik atas ide Buwas pun tak sedikit. Mereka menganggap Buwas lebih baik menggunakan dana untuk bangun penjara lalu dialihkan ke hal lain. Ambil contoh membangun pusat rehabilitasi narkoba. Belakangan ide penjara buaya buwas pun tak pernah terealisasi.

“Saya sedang mencari buaya yang buas-buas, kemudian ikan piranha dan harimau. Nantinya, penjara akan dikelilingi sungai buaya di ring pertama, kemudian sungai ikan piranha dan terakhir harimau. Kalau yang menjaga buaya, mana mungkin mau disuap?”

“Ini semata-mata demi menyelamatkan generasi muda dan bangsa tidak hancur karena perilaku-perilaku bandar narkoba itu. Sekarang rencana ini sedang dievaluasi bersama Menkopolhukam agar nanti bisa berjalan. Tim sudah melihat Kangean dan menilai di sana layak didirikan penjara khusus bandar narkoba,” ujar buwas sebagaimana dikutip laman CNN Indonesia, 29 November 2015.

Sumber: VOI

YAMA FLORIST & NusantaraGrafis HP/WA.0812 88729 886 - 0851 7431 3368

Share this: