
Menghadapi situasi dunia yang semakin tidak menentu, Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) bersama Kedutaan Besar Tiongkok menyelenggarakan acara buka bersama. Acara ini bertujuan untuk memperkuat hubungan Islam, Indonesia, dan Tiongkok secara emosional, spiritual, dan kultural.
Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, Ketua Umum LPOI, menyampaikan pentingnya kolaborasi Indonesia dan Tiongkok untuk peradaban dunia. Kedua negara ini memiliki ikatan strategis yang sudah terbukti selama lebih dari 2000 tahun.
Kyai Said Aqil menjelaskan Tiongkok dan dunia Islam memiliki relasi historis-spiritual yang kuat. Islam telah berkembang di Tiongkok pada masa Dinasti Tang dan dibawa sahabat Nabi Muhammad saw.
Dia menambahkan, spirit Islam dan Konfusianisme dapat meredam konflik dan memperkuat perdamaian dunia. Menyatukan narasi sejarah akan memperkuat ikatan kultural dan psikologis antar bangsa.
Kyai Said juga mengungkapkan keprihatinannya terkait fenomena oplosan BBM dan pemalsuan emas. Tindakan tersebut sangat merugikan rakyat dan negara, serta harus segera diusut tuntas.
LPOI mengutuk keras aksi pengoplosan BBM, pemalsuan emas, dan pengurangan timbangan minyak goreng. LPOI meminta agar Presiden Prabowo Subianto segera menangani pelaku dan mereformasi tata kelola BUMN.
Kyai Said Aqil juga menegaskan pentingnya peluncuran Danantara untuk konsolidasi ekonomi nasional. LPOI siap mengawal dan mengawasi implementasi Danantara demi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, H.E. Wang Lutong, menyampaikan pentingnya menghidupkan kembali Jalur Sutra. Jalur Sutra Indonesia-Tiongkok dapat menjadi jembatan untuk mempererat hubungan kedua negara dan dunia Islam.
Imam Pituduh, Sekretaris Jenderal LPOI, menambahkan bahwa acara juga diisi dengan pembagian bingkisan Ramadhan. Bingkisan ini menunjukkan kepedulian Tiongkok terhadap dunia Islam, khususnya umat Muslim Indonesia.
Imam Pituduh juga menegaskan bahwa narasi negatif tentang hubungan Islam dan Tiongkok adalah salah besar. Warga Muslim Indonesia tidak boleh terpengaruh propaganda yang tidak berdasar dari pihak-pihak tertentu.
Sumber: RRI.co.id